SEARCH TOURISM

Tourism Satellite Account (Neraca Satelit Pariwisata)

>> Monday, June 22, 2009

Oleh: Dieny Ferbianty


Pendahuluan


Pariwisata merupakan suatu fenomena yang tumbuh pesat setelah Perang Dunia II. Situasi ini menimbulkan keinginan untuk mengukur kontribusi pariwisata terhadap perekonomian dan mengevaluasi ketergantungan pariwisata terhadap aktifitas sosial dan ekonomi lain di suatu negara. Oleh karena itulah setiap negara mengembangkan neraca pariwisata sendirinya.



Sejarah Tourism Satellite Account (TSA)
Tourism Satellite Account (TSA), direkomendasikan sebagai kerangka acuan kerja yang direkomendasikan untuk mengukur dampak pariwisata terhadap sektor ekonomi, yang telah dirintis sejak akhir tahun 1970-an. Sejak tahun 1970-an ,Prancis telah menggunakan istilah “Satellite Account” sebagai cara untuk merancang metode akuntansi yang tidak bisa diidentifikasi secara lengkap dalam Sistem National Account (SNA). Meskipun begitu TSA bias dianggap sebagai “Satellite Sub System” dari SNA dan adanya sifat saling membagi data antar keduanya. Tahun 1982 United Nation World Trade Organisation (UNWTO) mempercayakan Jose Quevedo dari Spanyol, untuk mempersiapkan dokumen yang akan memggambarkan pariwisata, mengikuti rekomendasi SNA yang telah ada sebelumnya. Dokumen tersebut diajukan pada Pertemuan UNWTO ke V di New Delhi tahun 1983. Hal ini dilakukan mengingat mendesaknya kepentingan keseragaman pengukuran yang menyeluruh dan perbandingannya dengan sektor lain dalam usaha menciptakan harmonisasi dalam konsep statistik pariwisata internasional.
Pada tahun 1991, Komite Pariwisata dari OECD (Organisation for Economic Cooperation & Development) telah mempunyai standar tersendiri untuk mengukur dampak pariwisata terhadap perekonomian di Negara-negara anggotanya, yang disebut Tourism Economic Account (TEA) Pada tahun yang sama diselenggarakan Konferensi Internasional Statistik Pariwisata dan Perjalanan (International Conference of Travel & Tourism Statistic) di Ottawa, Kanada yang diselenggarakan UNWTO. Pada waktu itu Kanada telah mempunyai neraca pariwisata sendiri, yang mempelopori bentuk neraca seperti TSA. Bahkan pada tahun 1994, Kanada telah mempublikasikan neraca satelit pariwisatanya tersebut. Sementara itu Eurostat, sebuah badan Eropa yang mengurus data statistic, juga telah mempunyai bentuk neraca pariwisata sendiri yang disebut Recommendation on Tourism Statistics.
Pada bulan Maret 2000, Divisi Statistik PBB menyetujui pedoman kerjasama WTO, OECD, Eurotstat dalam menyusun TSA sebagai usaha untuk menciptakan suatu sistem statistik internasional. Pada tahun ini juga, UN Statistical Commision menerbitkan Draft Recommended Methodological Framework, sebagai acuan kerja TSA. Walaupun pembuatan TSA ini tidak diwajibkan, namun sejak itu banyak negara di dunia mulai menyusun TSA nya. Indonesia sendiri mulai menggunakan acuan kerja ini sejak tahun 2001. Hingga tahun 2007 tercatat 70 negara yang telah menggunakannya. (http//www.wto.org/English/tratop_e/serv_tsa_tech_series_31.pdf, diakses tanggal 20 Juni 2007)

Tourism Satellite Account
Apakah TSA itu?
Tingkatan yang paling sederhana dalam menampilkan Neraca Pariwisata , yang biasanya merupakan bagian dari Neraca Non Riil, berupa Pembayaran dari wisatawan mancanegara yang mengunjungi Negara itu dikurangi oleh pembayaran di luar negeri yang dilakukan oleh penduduk negara tersebut yang berwisata ke luar negari (Bull,1995:179)
Tourism Satellite Account (TSA), adalah system statistik yang menggambarkan dampak/akibat-akibat yang ditimbulkan pariwisata terhadap perekonomian dengan menyeluruh. TSA ini disusun sebagai bentuk kerjasama internasional, yang direkomendasikan oleh PBB, WTO pada tahun 2000.(http://pub.world-tourism.org, diakses tanggal 20 Juni 2007).
TSA merupakan standar pengukuran dampak, kontribusi pariwisata terhadap perekonomian di suatu wilayah yang ditetapkan oleh PBB,WTO dan OECD(http://globalinsight.com, diakses tanggal 20 Juni 2007).
TSA ini mencakup permintaan akan barang dan jasa yang dipicu oleh pariwisata dan supply yang disediakan oleh negara/daerah tujuan wisata termasuk impor yang dilakukan untuk pariwisata.

Tulisan ini akan dilanjutkan pada waktu yang akan datang. Saranusul, tambahan informasi yang akan memperkaya tulisan ini sanngatlah dinanti.


Artikel Terkait:



0 comments:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP